Check out music from Dy Murwaningrum

https://soundcloud.com/dy-murwaningrum

Foto saya
Solo- Jogja- Bandung, Indonesia
mencari kata-kata, membenturkannya pada setiap bidang dan terus memantul...

Senin, 23 November 2009

Wanita dan Stasiun(di pagi ku)

Pagi yang segar aku bangun tidak terlambat, sesaat aku menikmati aktivitas pagi, perut dan badan mulai tidak bisa bersahabat. Segala macam rasa sakit mendadak berasa di beberapa bagian tubuhku, membuat aku menghentikan rasa sakit sejenak dan menikmati rasa sakitnya sampai mereda. Berlalu waktu sudah terlambat untuk kuliah pagi, aku lanjutkan motorku berjlan tanpa berbelok ke arah Jl. Selokan, Lanjt terus sampai lampu merah belok kanan, karena lampu menyala merah, aku putuskan ke arah kiri menuju stasiun lempuyangan.
Biasa, aku melihat selalu sejuta keindahan di stasiun manapun. Mungkin karena kereta datang pada waktu yang ditentukan dan tidak dapat menunggu kita saat kita terlambat, tidak dapat mengabsen penumpangnya satu per satu, terlambat ya terlambat. Belum lagi kalau kereta telat, menunggu 3 jam pun bisa jadi. Tertinggal 1 kereta, berarti harus menunggu kereta selanjutnya yang mungkin akan datang 6 jam lagi atau mungkin besok nya.
Keindahan hari ini, aku melihat seorang yang sama dengan kemarin malam saat aku mengantar kawanku untuk pulang ke solo. Tempat yang berbeda tapi aktivitas yang sama, seorang ibu yang menidurkan anak nya di atas lantai hanya dialasi kardus. Ibu dan anak itu seolah saling menunjukkan kasih sayang dan memaksa sekeliling nya untuk sejenak menatap mereka. Entah menunggu kereta atau bermalam.
Seperti aktivitas biasa seorang ibu di dalam rumah, menjaga anaknya dari nyamuk, memberi susu agar anak tetap kenyang dengan harapan tidak rewel. Aku melihat muka yang panik pada ibu, tapi tidak pada anaknya. entah apa yang dipikirkannya,dan aku meyakinkan pada ibu itu melalui hatiku "aku tidak akan mengganggumu, jangan taku klarena aku tidak akan bertanya apa-apa. Sesekali aku lihat beberapa pria menyapa, bukan untuk menanyakan dengan sepenuh hati namun lebih pada intonasi menggoda, "ayu ayu lungguh ngisor mbak, reget lho". begitu lama aku memperhatikan mereka, sampai waktu yang aku tentukan habis dan ibu itu tetap berada di sana.
Kembali aku pulang ke arah kampus, dengan banyak pertanyaan, pemikiran subjektif. Seorang ibu yang masih cukup bisa dibilang muda dan cantik itu tidak takut tentang apapun saat yang harus dijaganya adalah bagian dari darahnya, buah hatinya. Tidak pula ragu untuk menyimpan rasa malu atas pandangan sekelilingnya, dan tak lagi peduli meskipun tidak satupun orang di stasiun itu benar-benar mempedulikannya. Dia hanya tahu cepat pulang, agar anaknya segera merasa nyaman. Memberi yang terbaik untuk buah hatinya agar buah hatinya merasa nyaman dan serasa tidak kekurangan apapun, tidak lapar, tindak mengantuk tidak takut, tidak dingin dan aman.
orang besar dalam hidupku, pastipun demikian. Beliau pun akan melakukan hal yang sama untukku, dan memang telah melakukannya dengan caranya sendiri. Sampai pada suatu titik, yaitu bahwa aku benar-benar merindukannya pagi ini. Tapi aku tidak pernah ingin terlihat cengeng di hadapannya, karena beliau begitu tegar!! Dan tidak akan kubiarkan rasa sakit di badanku kembali membuat ku cengeng!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar