Check out music from Dy Murwaningrum

https://soundcloud.com/dy-murwaningrum

Foto saya
Solo- Jogja- Bandung, Indonesia
mencari kata-kata, membenturkannya pada setiap bidang dan terus memantul...

Selasa, 30 April 2013

Watu Gong dan Kota Lama: Perjalanan Ke Semarang.


Watu Gong dan Kota Lama: Perjalanan Ke Semarang.

Akhirnya aku bisa mengucapkan “Pagi…” padamu, ketika aku berada di Semarang. Ini adalah kali kedua aku melakukan perjalanan ke kota lain dengan bus. Dan pertama kalinya aku ikhlas melakukan perjalanan sendirian dengan bus setelah yang pertama adalah sepulang dari kotamu. Aku seorang pemabuk kelas berat, kali ini aku mencobai ketangguhanku dan sengaja aku ingin membuatmu iri lagi. Aku ke Semarang tiap tahun, setiap Natal, namun tidak ada 1 kesempatanku menikmati apa yang ada di kota ini. Hari-hari bersama keluarga dengan acara keluarga dan selalu berkumpul keluarga seringkali membuatku terperdaya oleh kenikmatan bercengkrama dan ternyata aku jauh dari pengetahuan, tidak melakukan apa-apa. Tidak lebih dari membicarakan si ini dan itu selama 3X24 jam mungkin. Horeeeee akhirnya aku jalan jalaaaaaan…lantas cara apalagi untuk menarik perhatianmu selain seperti ini? Bukan waktu yang panjang sebenarnya namun perjalananku selalu nampak kosong tanpamu. Aku sengaja duduk di bus tidak sendirian agar aku tidak terlalu ngelangut. Aku tahu, kamu sangat iri pada ku hari ini. Kamu yang memperkenalkanku pada museum-museum waktu itu, karena museum adalah objek wisata murah meriah bahkan gratisan. Kita tidak memilih Trans Studio, Kampung Gajah tapi Museum Geologi. Itu sambutan pertamamu, Museum Geologi. Sambutan pertama bagi siapapun yang datang ke kota mu, termasuk aku. 

watu gong, pintu masuknya
memotret dari pagoda, tampak ujung 2 bangunan lain


Ukiran berbentuk naga di depan pintu utama pagoda




Selamat datang di Semarang, jika kamu punya waktu aku akan secara nyata mengantarmu untuk kemari bukan hanya lewat blog. Kita bisa bersama naik bus, turun di terminal Banyumanik. Paling dekat dengan terminal Banyumanik adalah mengunjungi Watu Gong. Watu Gong adalah sebuah tempat dimana didirikan pagoda sebagai tempat ibadah umat Budha. Dinamakan Watu Gong karena di area tersebut ditemukan batu yang berbentuk gong. 

WATU GONG (BATU GONG)
Batu ini sedikit retak karena sempat terjatuh ketika dipindahkan dari bagian tengah, menuju ke luar. 

Pagoda Avalokitesvara, itulah yang terpampang pada papan namanya. Avalokitesvara adalah sebuah ajaran dimana dalam ajaran tersebut mengutamakan welas asih menyayangi sesama mahluk tepatnya ada 20 ajaran mulia. Pagoda ini jika aku hubungkan dengan keterangan-keterangan dalam artikel-artikel yang membahas mengenai aliran-aliran Budha, termasuk dalam aliran Mahayana karena Avalokitesvara merupakan bagian ajaran dari aliran Mahayana. Bagian dalam terdapat dewi kuan im atau dewi welas asih. Di bagian luar terdapat patung Ammitabha. Dari beberapa artikel yang aku baca, agama Budha memiliki beberapa aliran, beberapa diantaranya adalah Mahayana, Hinayana dan teravada.



Pagoda
Pintu bagian depan bangunan inti pagoda


Telepon ku berdering beberpa kali, ya itu pasti kamu. Saat itu aku berada di bagian samping pagoda, tepat berada di depan patung Budha tidur. Aku sengaja ingin menunjukimu detail-detail dari beberapa hal di bagian luar pagoda. 

 
Patung Budha Tidur 




Tempat Dupa
Menyapu daun dari pohon Bodhi yang gugur

Sebuah kotak kaca untuk menempatkan lilin di dalamnya




Setelah mengunjungi Watu Gong, aku makan bakso dan kehujanan mampirlah dulu ke base camp nya mapala Undip untuk solat dan sebentar istirahat sambil melihat persiapan ultahnya Mapala Undip. Kalo kamu bersamaku pasti kamu sudah kegerahan, yah biasa anak gunung, terbiasa dingin. Lalu selanjutnya kamu akan kesal diguyur hujan, paling-paling kamu hanya membawa 1 celana dan 1 baju saja…yah simple, that’s u. 




Merk pertokoan di Kota Lama


Toko Barang Antik Kota lama


Gereja Blenduk_ kota lama
Kota Lama…Ini menjadi tempat yang akan kukunjungi ke dua. Pasti kamu senang dan sekaligus terus bertanya-tanya. Disini sangat dekat dengan Solo, Yogya namun tidak akan sedikitpun kamu temukan bangunan-bangunan yang khas Jawa. Hampir semua bangunan-bangunan besar itu berarsitektur Belanda. Kota lama sering disebut dengan little Nederland. Ada Gereja blenduk, marba, ada marabunta, banyak sekali konon area ini adalah arena perdagangan dulunya. Dari beberpa sumber yang aku baca di beberapa blog, kota ini di bangun semirip mungkin dengan negaranya agar merasa betah dan nyaman. “Marabunta”, gedung ini justru yang lebih kuingat dari gedung-gedung lain. Bangunanya kosong, bagus sekali dengan patung semut diatasnya. Lalu sku melihat gedung bertuliskan marabunta lagi di dekat pelabuhan, apakah sebenarnya Marabunta itu? Dari hasil browsing ternyata marabunta itu artinya adalah semut. Semut yang sangat kuat. Konon gedung ini dulu menjadi pusat kesenian, gedung ini menjadi saksi berkembangnya kesenian di Semarang. Dulu musik, tari atau teater digelar tetap setiap sebulan sekali di gedung ini. Penari yang terkenal pada masa itu adalah Mata Hari, nama ini konon nama samara. Dia adalah seniman sekaligus spionase berbayar mahal. Wanita ini memiliki kemampuan menyusup, berpura-pura, mencari data dan sekaligus menari dimanfaatkan oleh agen-agen rahasia. Dia banyak menjalin affair dengan para petinggi-petinggi di eropa dan pperjalanannya sebagai spionase akhirnya berakhir setelah dia dijatuhi hukuman dan ditembak mati. Namanya Margaretha Geetrulda Zelle. 


Gereja blenduk dalam genangan





Bagian Dalam Gereja

Gereja dari Tampak dari taman

Gedung Marabunta

Sekitar Gedung Marabunta

Simbol kota lama, konon katanya


Semarang tempat yang terkenal penuh air, tepat aku datang setelah hujan. Untung saja genanganya tidak berlebihan. Aku juga ambil bagian-bagian lain sekitar bangunan-bangunan Belanda ini, bangunan-bangunan lain yang menempel di sekitarnya. Tidak ada begitu banyak gambar orang, karena memang sepi orang mungkin karena ini bukan hari libur.




Kalo kita datang kemari ketika menjelang ramadhan, akan sangat ramai acara Dugderan. Arak-arakan orang-orang bermain bedug. Kota Semarang juga sangat ramai ketika acara-acara Imlek, seperti Solo meriah. Imlek, acara ini selalu ramai di Solo atau Semarang dan aku yakin tidak begitu di kotamu kupastikan kamu akan bergerilya mencari gambar-gambar yang belum pernah kamu temui sebelumnya. Aku masih mengunjungi beberapa tempat lagi, pasti akan kuperlihatkan padamu. Aku harus bergerak dulu pagi ini, akan kusambung nanti mungkin siang atau malam karena ada beberapa yang harus aku mixing nanti. Terimakasih sudah membuatku punya gairah untuk bergerak meninggalkan tempat tidurku dan menuju terminal… selamat pagi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar