4hari di Bandung, Juli Lalu
Berantakan luar biasa rasanya, membuat saya menegur seorang kawan-kawan lama. 4 hari berlangsung sangat cepat. Sakit hati yang luar biasa dibalut dengan rasa tidak terima luar biasa. Ya…bandung membuat saya mengenal laki-laki itu. Lagi lagi soal cinta menyita banyak pikiran. Laki-laki itu membongkar kembali luka-luka lama, luka yg puluhan tahun tidak pernah hilang sekalipun saya menganggapnya sudah terima. 1 dari 3 malam aku benar-benar merasa tidak memiliki siapapun…bahkan seolah-olah tidak memiliki Tuhan. Tapi ternyata tidak, karena Dia menyelamatkanku, menghentikan semua kejadian seperti berhentinya detak. Dikirimnya padaku seseorang,yang sama sekali saya tidak mengenalnya dekat. Saat itu hanya merasa dia dan Dia yang kupunya, sekalipun banyak orang di masa lalu yg memberi hal terbaiknya untukku.
Bersyukur, aku tidak mengingat kejadian malam itu berlebihan, dan saya memaafkan semuanya. 4 hari di Bandung membuat saya mengerti tentang sakit hati yang saya bawa, memang membawa kalut luar biasa, mendatangkan kejadian yg lebih sakit dan tak terduga. Mengenalkanku pada sosok baru. Sosok baru yang memberiku banyak cerita. Dia memberikan ku banyak pengertian hidup melalui orang ini, begitu aku terkesan, sekalipun tidak ada cinta yang saya pendam sebelumnya.
Beberapa hari aku sudah merasa terkesan, dan semua rasa sakit hilang begitu melihat matanya yg selalu meminta aku untuk bersemangat dan bersyukur. Tahu sumedang, Soto, Unpad, lele bakar, warung kopi, warung angkasa, hujan, mendung, dingin, malam, sore dan siang, semua menjadi frame dimana foto2 rasa ku ditata satu per satu. Rasa cinta, sakit, ketepaksaan, dendam, rasa syukur, pembenahan, penyadaran…semua tertata, dan mulailah saya dalam rasa baru yang entah seperti apa endingnya, karena saya hanya sedikit mengenal orang ini, selain dari cerita dan tatapan matanya.
Saatnya menjelang minggu pagi. 11 juli 2010, saya musti pulang sangat pagi. Bersiap menikmati 9 jam perjalanan. Station ke station membuatku mengingat semua kejadian, solo, bandung, dia, dia dan dia. berantakan semua rasanya, tapi aku merasa berbeda dari sebelumnya. Trimakasih untuk 4 hari yang berarti. Tentang laki-laki itu, yang memberi pengertian dan menguak kembali sakit-sakit dimasa lalu. Dengan sakit itu aku bisa melupakan sakit yang sebelumnya. Trimakasih bandung dan tempat-tempatnya yang memberi ruang rasa baru untuk tumbuh, dan terlebih lagi untuk sesuatu yang memnyediakan tempat-tempat, waktu dan mereka yaitu Tuhan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar