Check out music from Dy Murwaningrum

https://soundcloud.com/dy-murwaningrum

Foto saya
Solo- Jogja- Bandung, Indonesia
mencari kata-kata, membenturkannya pada setiap bidang dan terus memantul...

Selasa, 16 November 2010

Cerita waktu itu baru sempat di upload, tentang Malabar 6 Juli 2010


Cerita waktu itu baru sempat di upload, tentang Malabar 6 Juli 2010

Kereta ini akhirnya memenuhi keinginan saya untuk sampai ke Bandung dan menata endapan rasa kecewa yang berantakan. Berangkat jam 11 malam tapi telat sampai hampir jam 1 malam, biasalah kereta memang begitu. Berangkat diantar seorang yang saya sayang, sangat. Saya tidak tahu apa yang ada dalam hatinya dengan tatapan seperti itu, melepas genggamannya pun terasa berat malam itu. Kereta berdesakan, tempat duduk pada nomor tiketpun sudah terisi, kacaunya malam itu di kereta menarik perhatian saya, membuat saya tidak terlalu sempat untuk menelpon atau mengesmsnya. Tapi tidak 1 pun smsnya saya lewatkan, semua terbalas. Perjalanan kali ini dengan rasa yang luar biasa aneh.
Duduk dekat pintu dengan seorang pemuda asal Bandung, kutawarkan roti padanya, diambilnya namun hanya satu dua patah kata saja untuk bertegur. Dingin dan tanpa bayangan apapun di kepalaku, ingin meninggalkan Solo, tapi takut menuju Bandung, maunya di kereta saja. Baru hampir purwokerto saya duduk. Depan saya seorang bapak dan anak perempuannya. Si Bapak berlogat Sunda dan gadis kecilnya berlogat Jawa Timur, namun komunikasi diantara mereka lancar, tidak ada masalah. Bapak dan anak ini ternyata tidak punya kursi untuk duduk, oh makanya saya tidak dapat tempat tadinya. Dia membeli tiket untuk hari besok, tiketnya tidak berlaku hari ini. Kondektur kereta meminta dia turun, tidak mungkin tentunya dengan anak sekecil itu untuk turun. Bayar lagi diatas dan dia dipersilakan tetap ikut kereta sampai Bandung. Bercerita banyak dia kepada saya tentang hidupnya, tentang harapan-harapannya pada gadis kecilnya, tentang kedekatan gadis kecilnya dengannya, dan tentang kejadian semalam saat saya tidur.
Katanya seorang pedagang yang dilarang naik, akhirnya ditendang dari atas kereta oleh petugas. Padahal beberapa penumpang butuh untuk membeli apa yang dijajakanya. Itulah aturan, pedagang pun sudah tahu begitu aturanya, dan dia nekatpun sudah tahu resikonya. Mau diapakan lagi. Tapi rasa tidak tega bagi yang menyaksikan. Banyak bercerita dia tentang kereta yang sudah dinaikinya selama lebih dari 30 tahun.
Mendadak kereta mengerem kuat. 1 bagian rel hilang, tepat di Tasikmalaya. Warga sedang memperbaiki, ternyata warga negri ini masih ada yang peduli dengan warga lainya. Kereta kami terlambat sangat, pukul 11 baru sampai di Bandung. Dijemput kakak, dan lalu makan siang. Menunggu kawan lama, berharap kekecewaan yang sudah mengendap ini rapi di tempatnya. Tidak mengganggu lalu lintas pikiran-pikiran di kepalaku yang sudah padat merayap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar