Semarang, Bersama Cinta
12 jam bersamamu dalam perjalanan dengan mata menatap sama-sama ke depan. Satu fokus yang sama namun kita tak hilang sadar untuk menikmati rute dan cerita yang saling kita tuturkan. Sebentar menengok wajahmu yang teduh, matamu yang sering melamun lalu senyumku yang tanpa tujuan membuatmu menghadapku dan semakin jelas matamu menghadap aku bingung. Akhirnya aku membawamu pada perjalanan ku dulu. Kota yang selalu kudatangi dan selalu membuatku bingung dan ruwet.
Semarang. "Aku memperkenalkanmu padanya. Pertama kali kita menjejakkan kaki bersama-sama di sebuah kota yang biasa.sebagaimana kita mendatangi panggung-panggung yang dikata orang sangat biasa.
Bersamamu, cerita menjadi baru. Jika kita mencetak buku sejarah tentang sebuah kota, tentu sejarah versi kita akan berbeda. Aku menikmati cara kita yang selalu mengambil sudut yang lain dari kebanyakan orang. Kota yang bagi mereka biasa bagi kita rangkaian, adalah informasi, pemahaman dan kepercayaan.
Tidak kupungkiri perjalanan untuk cinta. Hari ini memang untuk cinta, tapi besok perjalamam ini akan menjadi bagian dari buku-buku penuh romantisme, buku yang sarat cerita lokal dan akan mendunia, buku yang digandrungi banyak orang di tahun 2015 nanti. Cinta membuat kita belajar lebih mudah untuk mengenal hal-hal baru, cinta membawa kesediaan untuk karya-karya dalam kerja keras kita.Sebagian semangatku tumbuh kembali bersama perjalanan perjalanan kita. 3 hari untuk banyak cerita istimewa. 2jam terakhir perjalanan menuju pulang. Kurasai dan kurenungkanbanyak rasa. Aku ingin lebih jauh lagi mengerti dunia lebih dalam lagi mengerti dunia lebih lama lagi hidup dan bersamamu. Iya...kita akan bersama dalam kota-kota yang sering kita dengar dari orang orang atau dari majalah-majalah. Aku ingin bersamamu menyambut matahari lalu mengikhlaskannya pergi untuk menyambut bintang lalu bulan. Aku ingin merasai air tanah dari sumber yang berbeda, mempersilakan masuk udara ke tubuhku dr berbagai iklim, bersamamu.
2jam kulihat wajahmu tanpa cela sambil mendengar kalimat-kalimat spontanmu yang marah-marah. Telinga sengaja kubiarkan saja terbuka, terlalu bodoh jika kusumpal telingaku dengan tisue karena mendengar ocehanmu itu lebih menarik ketimbang mendengar radio yang sedang nyala di hadapan kita. Mendengar segala ocehan namun pikiranku sudah berada pada kita setahun, 2 tahun, 5 sampai berpuluh-puluh tahun mendatang. Semoga cinta diantara kita membawa kehidupan-kehidupan baru yang panjang usia, pemikiran-pemikiran baru yang membawa manfaat, sehingga cinta kita akan jauh lebih panjang dari usia manusia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar